fbpx
Logo Szeto Accurate Consultants

Apa itu Sinkronik? Pengertian, Ciri-ciri dan Contohnya

Apa itu Sinkronik Pengertian, Ciri-ciri dan Contohnya

Bagikan artikel ini:

Mempelajari satu peristiwa dalam lintas sejarah dapat disiasati dengan pendekatan sinkronik yang khas. Misalnya, penelusuran dalam tragedi pemberontakan G30S/PKI dapat dianggap sebagai suatu ilustrasi bagaimana sejarah dapat terpelajari secara sinkronik. Kajian ini menggambarkan komitmen mendalam dalam pendekatan penelitian. Konsep sinkronik dalam bidang sejarah berkaitan dengan segala faktor yang terkait dengan peristiwa historis pada suatu era tertentu, serta bagaimana analisis pola, gejala, dan karakteristiknya dijalankan.

Pengertian Sinkronik

Konsep sinkronik memiliki asal usul dalam Bahasa Yunani, yakni dari kata “syn” yang bermakna “dengan,” serta “chromos” yang mengacu kepada waktu, sebagaimana dikutip dari e-Modul Sejarah kelas X karya Yuliani.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sinkronik merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa yang berlangsung dalam suatu masa tertentu.

Pendekatan sejarah secara sinkronik adalah suatu metode mendalam yang merinci seluruh aspek dari peristiwa historis pada periode waktu tertentu, sehingga menjadikan pengertian sinkronik dalam konteks sejarah adalah pendekatan dalam mengkaji serta menganalisis pola, gejala, dan karakter dari suatu peristiwa sejarah pada rentang waktu tertentu.

Baca juga:  Groceries Artinya dan Segala Hal yang Terkait

Konsep sinkronik cenderung mengambil fokus dalam menampilkan gambaran yang luas, namun dalam kerangka waktu yang singkat.

Ciri-Ciri Pendekatan Sinkronik

Sejumlah ciri pendekatan sejarah sinkronik adalah sebagai berikut.

  • Menelaah peristiwa historis dalam suatu periode tertentu.
  • Memusatkan perhatian pada pemahaman mengenai pola-pola, gejala, dan karakteristik peristiwa tersebut.
  • Bersifat horizontal dalam penjabaran.
  • Tidak memerlukan perbandingan dengan masa lalu atau masa depan.
  • Ruang lingkup analisis lebih terbatas dibandingkan dengan pendekatan diakronik.
  • Pendekatan yang sistematis dalam penelitian.
  • Menyuguhkan analisis mendalam.

Contoh Pendekatan Sinkronik dalam Sejarah

Sebagai ilustrasi, berikut beberapa contoh pendekatan sejarah sinkronik yang dicontohkan dari Buku Siswa Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.

Keadaan di Jakarta saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Upacara Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 adalah suatu momen bersejarah yang sangat penting bagi Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 500 individu dari berbagai latar belakang, dengan membawa segala jenis benda yang dapat dijadikan senjata.

Baca juga:  Apa Itu Usia Mental? Ini Link Tes Mental Age Indonesia

Meskipun Jepang telah dikalahkan oleh Sekutu, pasukan Balatentara Dai Nippon (Jepang) masih berada di Jakarta. Meski begitu, suasana di ibu kota tetap stabil.

Awalnya, pembacaan proklamasi direncanakan akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun akhirnya dipindahkan ke kediaman Soekarno. Keputusan ini diambil karena adanya kekhawatiran terhadap potensi konflik bersenjata.

Tak kurang dari 100 anggota Barisan Pelopor berjalan dari Lapangan Ikada menuju kediaman Soekarno. Mereka datang terlambat dan menginginkan pembacaan proklamasi dilakukan ulang, namun usulan ini ditolak dan hanya mendapatkan amanat singkat dari Hatta.

Keadaan Ekonomi Indonesia pada Tahun 1998

Tahun 1998 menyaksikan Indonesia terperosok dalam krisis ekonomi yang dalam. Gejolak sosial merajalela di berbagai penjuru. Soeharto, Presiden saat itu, terpaksa mengundurkan diri.
Beban hutang yang harus ditanggung oleh perusahaan dan pemerintah mencapai puncaknya pada tahun tersebut, yang menyebabkan banyak usaha gulung tikar. Akibatnya, angka pengangguran melesat tajam.

Baca juga:  Air Quality Index Jakarta: Memahami Skor Indeks Kualitas Udara

Depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat hingga mencapai Rp15 ribu per Dolar AS mendorong laju inflasi menggila dan harga barang melambung. Dampaknya, permasalahan inflasi menjadi semakin tak terkendali.

Pendapatan per kapita warga Indonesia juga menurun drastis, menyusut dari 1155 US$/kapita pada tahun 1996 menjadi hanya 610 US$/kapita pada tahun 1998.

Masa Pembangunan pada Era Orde Baru

Era Orde Baru diidentifikasi dengan pemerintahan Soeharto. Meskipun pembangunan berjalan pesat, korupsi pun merajalela.
Soeharto merancang program pembangunan singkat yang dikenal sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Repelita I berhasil meraih peningkatan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 3 persen menjadi 6,7 persen per tahun, mengangkat pendapatan per kapita, dan meredam angka inflasi.

Pada tahun 1984, Indonesia mampu mencapai kemandirian dalam produksi beras, yang merupakan pencapaian menonjol mengingat pada dekade 1970-an, Indonesia masih termasuk negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun, dalam periode tersebut, kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah masih menjadi isu sentral.

Demikianlah pemaparan tentang pengertian, ciri-ciri, dan contoh pendekatan sejarah sinkronik yang bermanfaat untuk pemahamanmu.

Artikel Terkait

Saatnya mengalihkan perhatian ke arah pertumbuhan bisnis Anda

Izinkan kami mempercepat dan mengotomatisasi proses akuntansi serta keuangan bisnis, memastikan Anda terus berkembang dengan keyakinan penuh.