Mengetahui berapa banyak produk dan bahan yang tersedia dalam bisnis pada waktu tertentu dan berapa nilainya merupakan bagian penting dalam mengukur stabilitas keuangan dan potensi keuntungan suatu bisnis. Ketika sebuah perusahaan menghitung stok pada awal periode akuntansi maka itu disebut dengan persediaan awal. Pada artikel ini, kami akan menjelaskan definisi persediaan awal dan cara menghitungnya untuk membantu Anda dalam proses akuntansi.
Daftar Isi Konten
ToggleApa itu Persediaan Awal?
Persediaan awal adalah jumlah produk yang dimiliki bisnis pada awal periode akuntansi seperti satu bulan atau satu tahun. Karena setiap periode akuntansi terhubung ke periode berikutnya, maka jumlah persediaan awal satu periode akan sama dengan jumlah persediaan akhir periode sebelumnya.
Untuk bisnis ritel, maka persediaan berarti barang-barang yang saat ini tersedia untuk dijual seperti ponsel atau sekop salju. Untuk produsen, inventaris mencakup barang jadi, barang dalam proses, dan bahan yang langsung masuk ke barang yang akan dijual.
Manfaat Penghitungan Persediaan Awal
Penghitungan inventaris awal bisnis sangat penting dalam proses akuntansi dan manajemen persediaan. Berikut beberapa manfaat pentingnya:
1. Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Manfaat yang pertama yaitu dapat membantu menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP). Dimana rumus HPP adalah persediaan awal ditambah pembelian dan dikurangi persediaan akhir.
Dengan perhitungan inventaris awal yang akurat, perusahaan dapat menghitung berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli barang yang dijual selama periode tersebut. Hal ini penting untuk menentukan profitabilitas perusahaan.
2. Evaluasi Kinerja Penjualan
Manfaat selanjutnya yaitu memungkinkan perusahaan untuk melakukan evaluasi kinerja penjualannya dari waktu ke waktu. Dengan membandingkan antara persediaan pada awal dan akhir periode akuntansi, maka pihak manajemen dapat menilai apakah penjualan barang meningkat atau menurun, serta mengidentifikasi tren permintaan pasar.Â
Proses evaluasi ini juga dapat membantu perusahaan dalam merencanakan jumlah produksi dan pengadaan barang untuk periode berikutnya sehingga persediaan tidak berlebihan atau kekurangan.
3. Mengetahui Ketidaksesuaian Dalam Persediaan
Manfaat lainnya yaitu dapat digunakan untuk menyelidiki ketidaksesuaian dalam persediaan, yang juga dikenal sebagai penyusutan. Ini berarti bahwa inventaris awal dapat membantu dalam menentukan apakah Anda mungkin memiliki masalah dengan kesalahan akuntansi atau pencurian.
Jika persediaan awal Anda tidak sesuai dengan persediaan akhir periode akuntansi sebelumnya, atau jika itu sangat berbeda dari harapan Anda, maka Anda mungkin tahu untuk melihat lebih jauh mengapa hal ini bisa terjadi.
4. Memfasilitasi Perhitungan Pajak
Persediaan awal juga dapat berguna untuk tujuan pajak tergantung pada keadaan spesifik Anda. Beberapa transaksi dan jenis barang mungkin dapat dikurangkan dari pajak, jadi mempertahankan jumlah persediaan awal yang tepat setiap periode akuntansi mungkin bermanfaat untuk tujuan pajak.
Setiap situasi pajak biasanya sedikit berbeda, jadi pertimbangkan untuk melakukan penelitian ekstra atau berunding dengan profesional pajak untuk melihat apakah hal ini relevan bagi Anda.
Cara Menghitung Persediaan Awal
Untuk menemukan inventaris awal, maka Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Cari HPP Periode Akuntansi Sebelumnya
Harga pokok barang yang Anda jual pada periode akuntansi sebelumnya merupakan bagian penting dalam menghitung persediaan untuk periode akuntansi berikutnya. Angka ini juga berguna untuk menentukan efisiensi manufaktur, margin keuntungan dan laba kotor. Â
HPP adalah jumlah yang awalnya Anda bayarkan untuk barang-barang yang Anda jual kepada pelanggan selama waktu itu. Misalnya, Anda memiliki toko eceran yang menjual sekop bangunan dimana Anda menjual 260 sekop selama periode akuntansi dan Anda membeli setiap sekop grosir seharga Rp 10.000, maka HPP Anda yaitu Rp 2.600.000.
2. Cari Saldo Persediaan AkhirÂ
Selanjutnya, cari nilai persediaan akhir periode akuntansi sebelumnya. Anda dapat mencarinya dengan mengalikan jumlah barang dan bahan yang tersisa dengan nilainya.
Misalnya, Anda memiliki 40 sekop tersisa pada akhir periode akuntansi dan Anda membeli masing-masing grosir, seharga Rp 10.000, maka saldo persediaan akhir Anda akan menjadi Rp 400.000.
3. Cari Biaya Pembelian yang Dilakukan
Kemungkinan Anda juga membeli inventaris selama periode akuntansi yang Anda tangani. Tinjau catatan Anda untuk menentukan biaya pembelian tersebut.
Misalnya, jika Anda membeli 50 sekop tambahan, kali ini masing-masing seharga Rp 15.000, maka biaya pembelian Anda akan menjadi Rp 750.000. Pastikan untuk memperhitungkan barang yang dibeli pada titik harga yang berbeda jika perlu.
4. Gunakan Rumus Persediaan Awal
Berikut adalah rumus yang dapat digunakan untuk menghitungnya:Â
Persediaan Awal = (HPP + Saldo Persediaan Akhir) – Biaya Pembelian.
Dengan menggunakan informasi di atas, maka berikut ini perhitungannya:Â
Persediaan awal = (Rp 2.600.000 + Rp 400.000) – Rp 750.000 = Rp 2.250.000
Anda kemudian dapat menggunakan informasi ini untuk melengkapi neraca Anda, merekonsiliasi dokumen akuntansi internal dan mempersiapkan dokumentasi pajak jika relevan dengan situasi Anda.
Itulah pembahasan lengkap mengenai apa itu persediaan awal, manfaat, dan langkah-langkah untuk menghitungnya. Untuk memudahkan Anda dalam mengelola manajemen persediaan, hindari pencatatan manual yang memakan waktu dan rentan kesalahan dan mulailah beralih menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur persediaan terlengkap seperti Accurate Online.
Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang memiliki fitur multi gudang, multi satuan, multi cabang, laporan stok di banyak gudang, dan masih banyak lagi fitur manajemen stok dan pembukuan yang akan memudahkan proses operasional bisnis Anda. Jadi tunggu apa lagi, gunakan Accurate Online sekarang juga dan rasakan manfaatnya!