Terdapat beberapa aspek yang membedakan akuntansi syariah dari akuntansi konvensional. Perbedaan paling mendasar di antara keduanya adalah dasar hukum yang menjadi landasan praktek. Inilah Beberapa Perbedaan Mendasar Akuntansi Syariah dan Konvensional.
Ketika kita mulai menjelajahi akuntansi syariah, perhatian utamanya adalah segmen masyarakat muslim. Prinsip utama dalam akuntansi syariah adalah kesesuaian dengan hukum syariat Islam, yang menekankan pentingnya kejujuran dalam semua transaksi.
Akuntansi konvensional, di sisi lain, memiliki tujuan yang lebih duniaawi. Fokusnya hanyalah mencapai tujuan ekonomi, tanpa mempertimbangkan pertanggungjawaban di hadapan Tuhan. Dalam konteks ini, pertanggungjawaban lebih ditekankan pada entitas ekonomi dan kelompok manusia semata.
Anda mungkin bertanya-tanya, apa perbedaan utama antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional? Berikut beberapa ulasannya.
Daftar Isi Konten
TogglePerbedaan Akuntansi Syariah dan Konvensional
Akuntansi Syariah menggunakan dasar Hukum Islam, Al Quran dan transaksi sesuai dengan syariah (misalnya mudharabah, murabahah). Sedangkan akuntansi konvensional, dasar hukum undang-undang negara dan transaksi lebih beragam.
Perbedaan dalam Pengertian
Pengertian akuntansi syariah: Berkaitan dengan pendataan, kerja, usaha, perhitungan, dan perdebatan sesuai dengan syarat yang telah disepakati, dengan fokus pada aspek dunia dan akhirat.
Pengertian akuntansi konvensional: Berkaitan dengan pengumpulan, pembukuan, dan penelitian tentang aktivitas ekonomi.
Perbedaan Tujuan
- Akuntansi syariah: Bertujuan menjaga harta, merinci hasil usaha untuk zakat, menentukan hak-hak mitra bisnis, dan menilai evaluasi kerja.
- Akuntansi konvensional: Bertujuan menjelaskan utang piutang, untung rugi, dan membantu manajemen pengambilan keputusan.
Perbedaan Karakteristik
Akuntansi Syariah
- Berintegrasi dengan Masyarakat Muslim
Akuntansi syariah sangat erat kaitannya dengan masyarakat muslim, karena prakteknya didasarkan pada hukum syariat Islam yang mengutamakan kejujuran. - Keadilan, Pertanggungjawaban, dan Kebenaran
Prinsip dasar ekonomi syariah adalah keadilan, pertanggungjawaban, dan kebenaran. Ini adalah pilar yang memengaruhi pikiran dan keputusan orang dalam konteks akuntansi syariah. Akuntansi syariah bukan hanya tentang tanggung jawab sosio-ekonomi di dunia, tetapi juga tentang pertanggungjawaban di akhirat.
Akuntansi Konvensional
- Bergantung pada Logika Manusia
Akuntansi konvensional didasarkan pada logika manusia, yang dapat bervariasi tergantung pada situasi, sistem, dan kebutuhan masyarakat. - Bergantung pada Nilai-Nilai Tertentu
Konsep keadilan, kebenaran, dan pertanggungjawaban dalam ekonomi konvensional tidak bergantung pada hukum Islam, melainkan pada nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. - Fokus pada Kepentingan Dunia
Akuntansi konvensional hanya memperhatikan pertanggungjawaban dalam kehidupan dunia, terutama dalam konteks entitas ekonomi dan manusia.
Jika kita merangkum perbedaan ini dalam bentuk tabel, terdapat lima unsur penting yang membedakan akuntansi syariah dan konvensional: investasi, bunga, profit, hubungan, dan pengawasan.
Perbedaan Modal
Akuntansi syariah: Menggunakan modal berupa uang dan barang.
Akuntansi konvensional: Menggunakan modal berupa aktiva tetap dan aktiva lancar.
Perbedaan Konsep
- Akuntansi syariah: Menentukan nilai berdasarkan nilai tukar yang berlaku dan membentuk cadangan bila terjadi risiko tertentu.
- Akuntansi konvensional: Menerapkan teori pencadangan dan ketelitian, menanggung semua kerugian dalam perhitungan, dan menyampaikan kemungkinan laba.
Perbedaan Prinsip
- Akuntansi syariah: Laba dapat diperoleh ketika terjadi perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, sesuai dengan prinsip akidah.
- Akuntansi konvensional: Laba diperoleh melalui jual beli.
Semoga penjelasan singkat mengenai perbedaan akuntansi syariah dan konvensional ini membantu memahami perbedaan esensial di antara keduanya. Ini juga mencerminkan betapa pentingnya ekonomi syariah dalam konteks masyarakat saat ini.