Kewajiban jangka panjang atau KJP adalah utang atau kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca. Kewajiban ini mencakup berbagai jenis pinjaman dan komitmen finansial yang harus dibayar kembali oleh perusahaan dalam jangka panjang. Memahami dan mengelola KJP penting untuk menjaga kesehatan finansial dan kestabilan operasional perusahaan. Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis kewajiban jangka panjang beserta cara menghitungnya.
Daftar Isi Konten
ToggleJenis-Jenis Kewajiban Jangka Panjang
Terdapat beberapa jenis KJP yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk menjaga operasionalnya. Berikut ini penjelasan beberapa diantaranya:
1. Pinjaman Bank
Pinjaman bank merupakan jenis pinjaman yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan jangka waktu pembayaran lebih dari satu tahun. Hal ini bisa berupa pinjaman tetap dengan pembayaran bunga dan pokok secara periodik.
2. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual kepada pihak investor. Perusahaan berkomitmen untuk membayar bunga secara periodik dan melunasi pokok utang pada saat jatuh tempo.
3. Hipotek
Hipotek merupakan jenis pinjaman yang dijamin dengan menggunakan aset tetap seperti real estate. Jika perusahaan gagal dalam membayar hipotek, maka pemberi pinjaman memiliki hak untuk mengambil alih aset yang dijaminkan.
4. Kewajiban Sewa Pembiayaan
Kewajiban sewa pembiayaan atau finance lease obligations merupakan kewajiban yang timbul dari perjanjian sewa jangka panjang dimana perusahaan memiliki aset yang disewa dan bertanggung jawab atas pembayaran sewa hingga akhir periode sewa.
5. Pinjaman Antar Perusahaan
Pinjaman antar perusahaan atau inter company loans merupakan pinjaman yang diberikan oleh satu perusahaan dalam kelompok perusahaan kepada perusahaan lain dalam kelompok yang sama. Biasanya jenis pinjaman ini memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
6. Kewajiban PensiunÂ
Kewajiban pensiun merupakan kewajiban terkait dengan program pensiun atau imbalan pasca-kerja lainnya yang harus dibayarkan kepada karyawan pada saat mereka telah pensiun atau berhenti bekerja.
Cara Menghitung Kewajiban Jangka Panjang
Menghitung KJP penting untuk memastikan laporan keuangan perusahaan akurat. Berikut langkah-langkahnya:
1. Identifikasi Jenis-Jenis KJP
Pertama, identifikasi jenis-jenis KJP yang dimiliki oleh perusahaan, seperti pinjaman bank jangka panjang, obligasi yang diterbitkan, hipotek, dan lainnya.
2. Hitung Saldo Terutang Untuk Setiap Jenis KJP
Selanjutnya tentukan saldo terutang untuk setiap jenis KJP pada tanggal neraca. Saldo terutang ini dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan atau catatan akuntansi. Perhitungan ini melibatkan beberapa komponen seperti:
- Nilai nominal: jumlah utang yang harus dibayar kembali pada saat jatuh tempo. Untuk pinjaman dan obligasi, ini biasanya adalah jumlah pokok utang.
- Bunga: mencakup perhitungan bunga atau biaya tambahan yang harus dibayar selama masa pinjaman atau obligasi.
- Diskonto atau Premi: diskonto merupakan selisih antara nilai nominal dan harga penerbitan yang lebih rendah, sedangkan premi adalah harga penerbitan yang lebih tinggi dari nilai nominal.
3. Jumlahkan Saldo Terutang dari Semua Jenis KJP
Jumlahkan seluruh saldo terutang dari semua jenis KJP untuk mendapatkan total KJP perusahaan yang nantinya dilaporkan ke dalam laporan neraca.
Contoh Perhitungan Kewajiban Jangka Panjang
Misalkan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur memiliki saldo terutang pinjaman bank jangka panjang sebesar Rp 1 miliar, obligasi senilai Rp 2 miliar, dan kewajiban sewa pembiayaan sebesar Rp 500 juta pada tanggal neraca. Maka total kewajiban jangka panjang perusahaan tersebut yaitu sebagai berikut:
Total KJP = pinjaman bank + obligasi + kewajiban sewa pembiayaan
Total KJP = Rp 1 miliar + Rp 2 miliar + Rp 500 juta = Rp 3,5 miliar