fbpx

Analisa Bisnis Mengapa Gojek x Tokopedia Merger

tokopedia gojek merger

Bagikan artikel ini:

Analisa Bisnis Mengapa Gojek x Tokopedia Merger – Gojek dan Tokopedia sudah resmi merger, dengan nama baru GoTo kedua startup besar tersebut telah menjalin kesepakatan yang besar.

CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan “bagi konsumen, GoTo dan perusahaan yang tergabung di dalamnya akan menawarkan lebih banyak solusi dan kemudahan dalam keseharian pengguna.”

Dengan mengombinasikan layanan e-commerce, pengiriman barang dan makanan, transportasi serta keuangan, Lanjut Andre, Group GoTo akan menciptakan platform konsumen terbesar di Indonesia, melayani sebagian besar kebutuhan konsumsi rumah tangga.

Ada banyak analisa mengapa Gojek dan Tokopedia merger, saya akan coba untuk memaparkan kenapa Tokopedia x Gojek bisa merger. Berikut alasannya.

One Vision & One Mission

” Berawal dari misi yang sama; Mendorong kemajuan dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat, dengan bangga aku memperkenalkan GoTo “

Satu visi dan misi bisa dibilang menjadi alasan kuat untuk membuat GoTo tercipta. Dari segi jenis startup pun gojek dan tokopedia mempunyai arah yang sama. Gojek dengan layanan antarnya dan berbagai macam pernak pernik lainnya. Sementara Tokped dengan wadah dari kebutuhan – kebutuhan masyarakat.

Nilai Valuasi

Gojek dan Tokopedia resmi merger. Valuasi Grup GoTo disebut-sebut mencapai US$ 17 miliar atau Rp 198,80 triliun (kurs Rp 14.200 per dollar AS). Dengan valuasi ini, GoTo menjadi raksasa teknologi dengan valuasi terbesar di kawasan Asia Tenggara mengungguli Grab yang mencatatkan valuasi US$ 14 miliar.

Jika GoTo merealisasikan IPO di BEI, maka valuasi mereka yang kini mencapai Rp 198,80 triliun masuk tujuh emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa saham Indonesia.

Sementara nilai transaksi yang terjadi dari dua perusahaan tersebut adalah Rp 312,4 Triliun atau setara US$ 22 M.

Investor

Dukungan dari investor yang kuat dari nama – nama besar menjadikan hal ini bisa terwujud. Selain karena visi dan misi maka saranan pendukung seperti dana untuk promosi juga perlu harus didapatkan.

Grup GoTo memiliki daftar investor blue-chip seperti Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.

Pengguna

Dukungan pengguna yang kuat juga menjadi salah satu dari sekian banyak analisa yang membuat dua unicorn ini bergabung.

Total terjadi 1,8 Milyar transaksi per tahun 2020

Total ada 1,5 Juta mitra driver

Jumlah Total ada 900 ribu UMKM Bergabung

Ya kalian bisa membayangkan sendiri , jika pengguna dua perusahaan tersebut bergabung, maka akan banyak semakin pelanggan yang bergabung dengan GoTo.

Ada Shopee dibalik Merger

Head to head panas akan terjadi antara GoTo vs Shopee dengan shopee deliverinya. Mungkin ini bisa menjadi faktor terakhir kenapa Gojek dan Tokopedia merger.

Shopee gencar melakukan promosi dan jumlah users mereka dari tahun ke tahun selalu meningkat. Bukan tidak mungkin hal ini menciptakan kekhawatiran bagi kubu Hijau. Shopee sendiri tak hanya kuat di Ecommerce. Perusahaan tersebut kini sudah memiliki pendukung logistik lewat Shopee Food Delivery. Mereka juga punya sistem pembayaran yang terintegrasi lewat Shopeepay. Ditambahlagi induk shopee sudah mengakuisisi salah satu bank di Indonesia.

Kesimpulannya

Tokopedia x Gojek memiliki satu visi dan misi yang sama, itu yang membuat mereka akhirnya merger. Coba saja bayangkan bagaimana jika suatu perusahaan tidak memiliki sebuah visi yang sama, pastilah akan tidak berjalan.

Dalam bisnis peran investor sangatlah penting untuk segala keperluan perusahaan, dengan dimodali oleh Google, Alibaba, dan banyak lagi, sangatlah mungkin bagi kedua perusahaan tersebut untuk merger.

Disamping itu, ini juga mempertegas bahwa keberadaan dua perusahaan besar ini semakin akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat di Indonesia.

Dampak dari merger tersebut adalah semakin loyalnya pengguna untuk berada di dalam satu aplikasi, mereka tidak perlu pindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya. Hal ini menciptakan experience baru pengguna dalam bertransaksi.

Sementara dampak negatifnya, kekuatan besar ini akan menghambat inovasi pelaku bisnis digital lain. Jadi, pemain kecil yang mau masuk ke bisnis ride-hailing seperti Gojek atau e-commerce seperti Tokopedia akan kesulitan berkembang karena konsumen sudah nyaman di satu aplikasi,”.

Author :

Artikel Terkait

Saatnya mengalihkan perhatian ke arah pertumbuhan bisnis Anda

Izinkan kami mempercepat dan mengotomatisasi proses akuntansi serta keuangan bisnis, memastikan Anda terus berkembang dengan keyakinan penuh.